Kado ajaib di pertengahan JUNE.
Dixie, Gejayan.
Kau dan aku.
Interogasimu; gagal ya?
Catatan ini akhirnya membawaku minggir ke tepi persimpangan. Bahwa karena inginmu yang kupenuhi, aku harus kehilangan bahagia-bahagia pada malam-malam sepi nun pekat.
Kau, sekarang dimana?
Bodoh!!!!!!!!
Aku idiot!!!!
You're imaginative!
Betulkah tulisanku itu? Yang diatas itu? Mungkin salah, namun maknanya tetap seperti itu, seperti yang kita tahu. Dan kau pun begitu... layaknya belaian kasih ibu, aku merasakan kau hadir meskipun hanya lewat kata.
Ini salah.
Ini benar.
Ini tetap bahagia.
Selama bersama kau, pasti bahagia.
Sudah lama kamu tak menyapa aku
Benda mungil itu membisu,
Enggan menyapa apalagi bertutur
Kemana angin membawa semua episode tentang kita?
Ataukah kamu sendiri yang ingin pergi?
Mungkin iya... ya?
Padahal, aku masih mau sama kamu
Mau melewati hari,
Dengan perasaan berdebar-debar
Ah indahnya sebuah mimpi
Karena,
Bagaimana bisa kita melewati hari,
Kembali bersama seperti dulu,
Meskipun terpisah jutaan langkah?
Kamu kan tidak mau lagi
Kamu sudah pergi,
Kembali atau tidak,
Aku nggak tau laaaaa....
Pangeran D,
Kamu suka Ada Band, kan?
Masih ingat gak malam itu?
Kamu menelponku,
Memetik gitar, bernyanyi... lagu-lagu Ada Band :)
Konser tunggal untuk pendengar tunggal.
Sekarang, kemanakah malam-malam itu?
Mungkin sudah pergi bersama pesawat pagi ini...
Untung saja,
Samudera membentang di depan sana,
Kalau tidak,
Sudah kupaksa kaki berlari,
Mengejar harapan ego,
Seperti pepesan kosong...
Telah kunamakan malam-malamku sebagai The Most Wonderful Night. In the name of na***, kita bersatu.
Pada hari-hari lalu kita bertemu secara tak sengaja dalam sentilan cemooh menggoda, aku tertawa pasang. Kau, KENA! Seperti Jerry tikus terperangkap dalam jebakan Tom kucing. Setelahnya; akulah si tikus yang terperangkap dalam buaian kau (tentu si kucing yang berubah menjadi macan). Auman kau, seperti rintihan dan rintihan kau seperti auman puas... :? Maybe?
Kau, masih disana. Jauh berjuta kilometer dari tempatku duduk. Disini, aku menatap layar monitor butut sembari menanti kalimat berbaris rapih dari kau.
Kalimat kau, seperti pidato kenegaraan dari seorang Pangeran. Aneh ya? Tapi asik!!
Kunamakan kau, PANGERAN DON** :)
Sadarkah kau?
Tidak; mungkin... :???