.:. preman cilik .:.


Bola bulet, kenapa judulnya preman cilik? Karena Teh amat sangat kesal dengan seorang bocah yang bernama 'Jeto'. Menurut Teh, dia adalah preman cilik yang paling abnormal sejagad *hiperbola* hewhewhew. Jadi ceritanya, Teh sempet ngobrol sama mbak Wati dan abang Nanu (kakak pertama Teh) dan cerita dibawah ini ibarat aduan orangtua terhadap orang lain :)) hehehe.

Lanjut,..

Cerita dibawah ini betul2 terjadi, kenyataan dan dialami oleh ponakan Teh sendiri, Angga. Angga adalah anak ke 2 b'Nanu.

SD Negeri Ende 5. Entah sudah berapa tahun seorang siswa bernama Jeto bersekolah disitu. Bukan lagi enam tahun, lebih dari delapan tahun barangkali. Jeto, siswa abadi SDN Ende 5. Dari luar bocah itu terlihat selayaknya murid sd lainnya. Namun apa yang sering dilakukannya benar-benar menipu mata orang yang 'mungkin' sempat menilainya sebagai murid sd yang biasa-biasa saja.

Angga, siswa SDN Ende 5 juga. Melewati masa sekolah yang wajar hingga suatu hari dia duduk di kelas 4. Sekelas dengan si Jeto yang tahan kelas. Dari situ, 2 tahun lalu itu, penderitaannya dimulai. Angga dipalak duit seribu rupiah oleh Jeto. Angga memberi karena takut. Merasa ditakuti, Jeto menjadikan Angga tempat perasan setiap harinya. Dari seribu, naik menjadi dua ribu rupiah. Angga takut, ga berani melaporkan kejadian itu ke orang tuanya.

Iman, teman Angga, kemudian mendapat perlakuan yang sama dari Jeto. Iman lebih takut lagi. Pemerasaan itu merembet ke teman2 sekelas. Murid kelas 4 yang menderita karena sekelas dengan murid tahanan. Sehingga, setiap harinya Jeto memalak seribu-dua ribu dari teman-temannya. Ga berhenti sampai disitu, Jeto malah membentuk 'tim tukang palak' di sekolah itu. Yang anggota nya adalah sahabat-sahabat seperjuangan Jeto, yang sama-sama ga naik kelas.

Angga semakin lama semakin ga berdaya. Setiap pagi, mbak In, kakaknya, selalu keheranan melihat Angga yang sibuk ngumpetin duit ke kaos kaki, buku atau sepatu. Ada apa? Bapak dan mama nya juga bertanya, tapi Angga diam seribu bahasa. Kekejaman Jeto di sekolah lebih ditakutinya. Soalnya Jeto berani angkat tangan memukul bila ada yang menolak memberi jatah.

Seiring dengan itu, ada hal aneh yang terjadi di rumah orangtua Angga. Setiap minggu ada saja duit yang raib. Mama-nya sampai bingung dan saling tuduh dengan bapaknya. Bapaknya berpikir, barangkali ada tuyul yang menyatroni rumah mereka. Ternyata suatu hari Angga mengakui perbuatannya, dia terpaksa mencuri!! Huh!! Angga diberi pelajaran abis2an sama orangtuanya. Keluarga kami tak ada yang jadi pencuri seperti itu. Sejak kecil sudah berani begitu? Bagaimana bila telah besar? Mbak In heran, Jeto adalah teman sekelasnya, sekarang dirinya telah duduk di kelas 2 smp, Jeto masih betah saja di Sd! Iya lah .. Jeto merasa lebih menguasai anak Sd kan?

Kelas 5, Angga mengakui semuanya. Dia terpaksa mencuri 20rebu setiap minggu untuk Jeto. Sehari dia dipalak tiga ribu!! Bayangkan? Tiga ribu dalam sehari! Sedangkan uang jajan nya hanya dijatah 10rebu seminggu (jarak sekolah dan rumah dekat, jadi ga butuh ongkos angkot). Orang tua Angga ga terima begitu saja dan melapor kepada kepala sekolah. Kepala sekolah berjanji akan mengatasi ulah Jeto di sekolah karena ada banyak keluhan yang sama dari para orangtua lainnya.

Kelas 6, ternyata Jeto ga berubah. Terakhir dia masih memalak Angga. Ga ada kapok2nya deh. Karena merasa kepala sekolah ga keras dalam mendisiplin kan ulah Jeto, orang tua Angga meminta surat pindah. Angga akan dipindahkan sekolah saja. Tapi kepala sekolah ga ngijinin dan terus berjanji. Well, janji tinggal janji kan? Orangtua Angga mendatangi rumah Jeto, melaporkan kejadian ini ke bapak si Jeto, barangkali orangtuanya sendiri ga tau gimana perilaku si anak. Ternyata, Jeto dipukuli abis2an pake sabuk .. sampai bibir nya berdarah,.. Apakah dia menangis?

TIDAK!! Jeto sama sekali ga nangis. Jeto menantang orangtuanya, orangtua Angga dan Angga sendiri dengan tatapan seorang preman lapar. Sekarang ini, baru lah ketahuan kalau Jeto mungkin mengalami cacat mental. Karena selain berperilaku buruk di sekolah, Jeto doyang ngerokok, nonton bokep sampe pernah Jeto memukuli orang yang tak dikenal di jalanan saat si orang sedang mengedarai sepeda motor. Lalu Jeto berlari sekuatnya, ngumpet. Apa maksut nya memukuli orang yang ga dikenal trus ngumpet? Apa artinya itu? Sadis banget kan?

Well, kepala sekolah memanggil orangtua Jeto, hendak mengeluarkan anak itu dari sekolah. Orangtua Jeto nangis2, memohon agar Jeto bertahan setahun saja di situ, sampai lulus SD. Hmm,.. benar-benar preman cilik. Perilaku jahat, dipukuli ga nanis meskipun berdarah-darah, dibentak apalagi. Kelakuan nya tetap lah begitu. Orangtua Jeto sendiri mengakui kalau anak mereka ga pernah di rumah setelah pulang sekolah. Jeto malah sering terlihat makan di rumah makan ... bersenang2 dengan duit hasil memalak yeah? Dasar PREMAN CILIK!!

Orangtua Angga sudah ga mau mikir lagi, biar lah .. mungkin nasib Jeto ga sebagus anak2 lainnya. Satu yang diharapkan, jangan sampai Jeto memalak apalagi menyentuh Angga .. mereka akan lapor ke polisi. Karena kepala sekolah ternyata ga sanggup mengatasi hal ini. Perilaku Jeto dinilai sebagai cacat mental seorang bocah,.. disembuhkan susah,.. dihilangkan apalagi.

Well,.. bagaimana menurut sodara2?? Menurut Teh, anak seperti itu memang layak dimasukan ke SLB. Atau dimasukan ke panti anak2 nakal, agar dia sedikit tersembuhkan. Tapi?? Ini kota kecil, kejadian seperti itu ga dianggap besar. Padahal, dari kejadian kecil seperti itu, ga menutup kemungkinan Jeto akan menjadi PREMAN SUNGGUHAN yang akan melakuan kejahatan yang lebih parah lagi. Mencuri misalnya? Merampok misalnya? Membunuh misalnya? Seperti kata orang .. ala bisa karena biasa.

Yeah, kesal banget sama Jeto. Teh berjanji, kalau Jeto berani macam2 lagi, Teh bakal ngadu ke polisi .. paling ga ke kk Ucep, kk kelas Teh yang udah jadi polisi itu. Ucep mang terkenal kezam sama anak2 sekolahan yang nakal. Ucep paling doyan bila disuruh ngerjain anak sekolah yang terlihat bolos saat jam sekolah .. digiring ke kantor polisi dan diberi pelajaran sampai usai jam sekolah!! Hueeuehu SOKORIN!! :D :D :D Insya Allah Jeto bisa sadar .. tapi kalau ga sadar jugak, dia harus ingat, dia berurusan dengan siapa *unjuk diri* hehehehehe. Preman ngadalin mafia? Ga bisa :P~~~~

Bola bulet, apa namanya itu? Kenakalan anak2 di bawah umur? Kejahatan anak2 di bawah umur? Apa pun namanya, sebetulnya itu lah yang harus diperhatikan pemerintah dan sekolah2 .. Bukan kah masa depan bangsa ini terletak di pundak anak2? Mereka yang sekarang masih memakai seragam SD dan masih suka maen gundu, barangkali adalah mereka yang besok2 duduk di DPR atau bahkan MPR!! So?? So,.. ya udah lah .. malas banget tauk hehehe.

Seperti yang Teh baca dari blog seorang teman .. *lupa siapa ;p* seharusnya para calon presiden dan antek2nya ga usah koar2 soal program mereka yah? Mending mereka buktikan saja dulu. Misal :
"Bila saya terpilih menjadi presiden, jalan desa 'anu' akan saya perbaiki!!"
Sebenernya, perbaiki dulu jalan desa itu, baru layak jadi presiden. Jangan janji muluw heuehueheu. Seperti sekolah2 .. Indonesia membutuhkan perhatian yang spesial untuk sekolah2 loh .. para muridnya, gurunya, penjaga sekolahnya. Soalnya dari sekolah lah lahir orang2 hebat! Masa yang jadi presiden ga sekolah? Gimana dia bisa ngatur negeri dan mengajari hal2 baik kepada masyarakatnya?? Lhaaaaa Teh kok jadi ngomongin politik sih? Maap, terbawa suasana kekekekeke.

Udah ah bola bulet, capek neh hehehe. Semoga yang Teh posting hari ini dapat membuka mata hati para orangtua, didiklah anak sebaik mungkin. Ga usah menjadikan mereka 'kiai' atau 'ustadz' atau 'guru' atau mengharap mereka jadi 'dokter' ... didiklah mereka cukup menjadi manusia bermoral baik :)) yang mengerti nilai dan norma, yang dapat memilah, mana yang baik dan mana yang buruk. Wuiiiiiihhh Tuteh!! Udah kayak dosen aja luw hehehehe. Tatah bola bulet, ciaooo!! Higa higa *injek2 Jeto ;p* huga huga .. KOREKA!!

Wassalam

Share:

2 coment�rios